Hujan Waktu Jingga

Chapter 1
Perkenalan

 
Aku masih ingat saat itu, ketika aku pertama kali melihatnya. Dia berdiri di depan kelas, dengan senyum yang manis dan mata yang cerah. Seakan dia sedang bergembira dengan diterimanya dia di sekolah ini. Ya, saat ini kami baru saja menginjakkan kaki di Sekolah Menengah Pertama atau SMP. 

Awal masuk di sekolah yang baru pasti akan dimulai dengan “berkenalan”. Sepertinya memang sudah menjadi kebiasaan di setiap awal semester. Para siswa akan maju ke depan kelas untuk memperkenalkan dirinya satu per satu. Saat giliranku maju, aku mulai memperkenalkan diriku. 

“Halo semuanya, namaku Jingga Ayu Aksarani dan kalian bisa panggil aku Jingga. Salam kenal semunya”

Sangat seadanya karena memang aku bukan siswa yang terbiasa berbicara di depan kelas seperti saat ini. Setelah mendapat arahan untuk kembali ke tempat duduk, aku pun sesegera mungkin untuk duduk karena sebenarnya aku sudah sangat gemetar.

Sejujurnya, aku menanti gilirannya untuk memperkenalkan diri, tapi mungkin sudah 30 murid yang maju, dia belum juga maju. Aku bertanya-tanya dalam hati, memangnya apa huruf awalan namanya sampai tidak bergerak maju seperti itu. Namun, sekitar 5 siswa setelahnya barulah dia maju ke depan.

“Hai, selamat pagi Bapak wali kelas dan teman-teman semuanya. Perkenalkan nama saya Xabiru Arkala Shantanu. Bisa dipanggil dengan Biru yang baru aja diterima di SMP N 1 Yogyakarta. Salam kenal semuanya”

Biru namanya. Si dia yang aku lihat tadi pagi dengan senyuman manis itu. Sebenarnya aku pun merasa aneh, kenapa aku harus memikirkannya. Padahal niatku disini untuk belajar dan ikut olimpiade. Aku langsung menepis semua tentang dia, aku sudah bertekad untuk serius dan berprestasi disini supaya aku bisa membahagiakan ibu.

Sekitar satu bulan aku menempati kelas ini. Kelas yang terbilang tidak besar tapi cukup untuk 36 siswanya. Teman-temanku juga asyik, jadi aku merasa tidak kesulitan beradaptasi di sini. Apalagi teman sebangkuku ini, Permata Lembayung Ayunita atau aku biasa memanggilnya Nita. Perempuan cantik putih yang sangat mudah bergaul. Dia suka sekali bicara bahkan seperti kutukan jika dalam waktu satu jam dia hanya diam. Walaupun berbanding terbalik, aku sangat senang bisa berteman baik dengannya.

Rutinitasku sebenarnya seperti biasa saja. Bangun tidur, mandi, sarapan, berangkat sekolah, belajar, dan pulang. Akan tetapi, menjadi sedikit berbeda saat tiba-tiba guru matematika di sekolahku masuk ke kelasku dan mengumumkan akan menyebutkan satu nama dari kelasku untuk ikut mewakili sekolah dalam lomba matematika tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Aku sempat berpikir tetapi langsung ku tepis karena sepertinya aku tidak sepintar itu untuk mengikuti lomba itu yang bahkan belum ada 3 bulan aku di sekolah ini. Namun, saat guru itu menyebutkan nama siswa tersebut, aku terdiam.

“Jingga Ayu Aksarani dari kelas VII B boleh angkat tangannya”.

“Hahh, aku?”. Spontan aku sedikit mengeraskan suara karena jujur aku tidak percaya jika namaku yang akan disebut. Aku memang pernah mengikuti beberapa kali lomba matematika saat Sekolah Dasar tapi mentok hanya sampai juara 2. Aku juga senang sebenarnya tetapi rasa tak percaya lebih dominan saat ini. Sampai-sampai Nita langsung menyenggol lenganku dan berbisik untuk aku mengangkat tangan karena Pak Wibowo atau Guru matematika itu sudah menunggu.

Nala

-->